Pengalaman Pertama Ikut Pameran Foto – Workshop dan Pameran Photovoices International: Voices From The Archipelago

Hari selasa (4/5) kemarin saya berkesempatan mengikuti workshop pemberdayaan masyarakat lewat fotografi oleh Photovoices bekerjasama dengan US Embassy. Satu acara yang benar-benar memikat hati saya ketika melihat poster acaranya hari senin (3/5) sebelumnya. Yah, hari-hari di pekan ini memang membuat saya begitu cinta dengan dunia fotografi. Selain fakta bahwa saya baru saja jatuh hati dengan dunia fotografi ini, dari senin kemarin saya memang sedang mengumpulkan bahan untuk coba-coba ikutan lomba fotografi, yang setelah saya sadari ternyata banyak juga jumlahnya di Jogja. Nah, secara kebetulan Photovioces Indonesia sedang mengadakan rangkaian tur berupa workshop dan pameran foto selama beberapa pekan dan hari selasa kemarin sebagai permulaan rangkaian acara di Jogja digelarlah acara workshop fotografi ala Photovoices.

Photovoices adalah sebuah program internasional yang inovatif, dimana dalam program ini masyarakat diberikan kamera serta pelatihan fotografi dan proses penyampaian informasi dibalik foto hasil karyanya. Melalui program ini masyarakat mendapatkan kesempatan menyampaikan suaranya dala data visual dan naratif di meja diskusi dan proses untuk mengkomunikasikan kearifan lokal dari wilayah-wilayah terpencil dunia kepada para ilmuwan, organisasi-organisasi konservasi, pejabat pemerintah dan para pembuat keputusan di masa depan. Melalui foto-foto ini masyarakat diharapkan bisa melihat kehidupan dari sisi pandang mereka sendiri dan secara bersama bisa menentukan hal-hal yang ingin mereka lestarikan dan juga membuat kehidupan masa depan mereka lebih baik. Itu tadi beberapa kalimat tentang definisi program ini yang saya kutip dari brosur resminya. Cukup menarik bukan? It’s not only just about photography, but also empowering people in the same way. Sesuai visi Photovoices yang berbunyi: “Empowering people trough photography.”

Saya cukup beruntung bisa mengikuti workshop ini. Awalnya memang saya tidak terdaftar karena kuota peserta sebanyak 10-15 orang yang disyaratkan panitia sudah terpenuhi tetapi alhamdulillah selasa pagi saya mendapat telepon dari Mbak Cahyati, humas acara ini, yang memperbolehkan saya ikut di acara tersebut. Acara workshop dari pagi hingga sore ini dibuka oleh Mbak Saras selaku perwakilan dari Photovoices Indonesia yang menjelaskan segala hal yang dilakukan Photovoices, termasuk cerita-cerita tentang pengalaman turun ke masyarakat pedalaman. Banyak tantangan dalam program ini, dan menurut beliau salah satunya adalah cara memfasilitasi masyarakat dalam pengambilan gambar. Acara kemudian dilanjutkan oleh Mas Jimmy, salah satu fotografer WWF Indonesia asal Kalimantan yang ikut dalam program ini. Beliau menjelaskan teknik-teknik fotografi yang perlu diketahui agar foto yang kita hasilkan dapat bercerita. Satu sesi acara yang memang memotivasi saya untuk ikut workshop ini 😀 . Agar foto bisa menyampaikan pesan yang ingin kita bawa, menurut beliau kita harus fokus pada ide cerita yang ingin kita hasilkan. Selanjutnya perlu didukung oleh teknik fotografi yang tepat agar pesan tersebut dapat tersampaikan dengan jelas. Hemm…saya jadi dapat ilmu baru neh!

Yang paling menarik dari acara ini adalah ketika semua peserta diberi waktu untuk hunting foto dan kemudian presentasi di depan kelas tentang pesan apa yang ingin mereka bawa dari foto tersebut, lalu akan dikomentari oleh mas Jimmy tentang cara penyampaian pesan dan teknik fotonya. Dengan kamera Nikkon D60 hasil pinjaman Derfan (thank u so much Fan! :D), saya berkeliling sekitaran Blimbingsari, habitat asli saya, dan memotret pekerjaan para tukang bangunan yang sedang membangun rumah. Kurang puas dengan foto yang telah saya ambil, saya keliling-keliling sekitaran Balairung UGM, mencoba menangkap suasana akademis di kampus UGM. Akhirnya dari sekian banyak foto yang saya kumpulkan di Balairung, saya memilih foto petugas SKKK yang sedang mengendarai sepeda hijau. Foto ini saya beri judul: “Petugas SKKK UGM dan Sepeda Hijaunya.” Melalui foto itu saya ingin menyampaikan pesan bahwa di UGM ada fasilitas kampus berupa sepeda bercat hijau. Sepeda yang disponsori oleh produsen rokok lokal ini dapat dipakai oleh seluruh civitas akademika UGM secara cuma-cuma, termasuk oleh sang Petugas SKKK UGM untuk berpatroli siang. Ada hal yang menarik dan ironi di sini karena UGM semenjak beberapa tahun lalu melegalkan kebijakan dimana tidak diperbolehkannya unsur rokok dan produk pengganggu kesehatan lainnya menjadi sponsor di setiap acara mahasiswa yang masih membawa nama UGM.

Acara workshop fotografi ini dilanjutkan dengan pameran foto dari Photovoices International selama di Indonesia dan Diskusi Panel tentang keanekaragaman hayati di Indonesia. Foto-foto hasil jepretan saudara-saudara kita di pedalaman Kalimantan, Maluku, dan daerah-daerah lainnya di pamerkan di sini. Diskusi Panel diisi oleh beberapa narasumber yang setengahnya merupakan orang asli Amerika, yaitu ketua dari Photovoices International, Mrs. Ann McBride dan perwakilan dari US Embassy, saya lupa namanya :D, sehingga suasana acara jadi lebih mirip kelas bahasa bilingual. Yang mengejutkan di pameran ini adalah adanya pameran hasil jepretan foto para peserta workshop di salah satu sudut ruangan. Pojok yang diberi tajuk “Students Photo Corner” ini berisi seluruh foto yang diambil peserta dan dikritik oleh Mas Jimmy. Yah, cukup terkejut saya memang. Setidaknya momen ini bisa menjadi awal napak tilas cita-cita saya terjun di dunia fotografi. Momen pameran foto pertama saya, padahal masih jadi fotografer amatiran. Thanks to Photovoices to help catch my dream.

Acara workshop, pameran dan diskusi panel semuanya diselenggarakan di American Corner UPT Perpustakaan Unit I UGM tanggal 3-7 Mei 2010. Acara workshop dan diskusi panel sendiri sudah lewat hari selasa (4/5) dan rabu (5/5) kemarin. Tetapi bagi yang masih ingin melihat hasil kerja program Photovoices International, njenengan semua masih diberi kesempatan melihat pameran foto sampai dengan hari jumat (7/5) esok. Jadi jangan siakan kesempatan untuk melihat foto-foto yahud hasil jepretan saudara kita dan pilih foto saya melalui kertas vote yang disediakan di Students Photo Corner :D!